Kini perhatian kita tersedot sedikit dengan pembobolan ATM di beberapa Bank pemerintah dan swasta. Dampak dari tragedi tentu saja timbulnya keraguan bagi konsumen untuk meletakkan uangnya pada bank-bank yang selama ini dipercayanya. Lebih Dari itu tudinganpun diarahkan pada para Hackers. Tulisan ini coba meneropongnya lebih jauh sedikit. Hackers atau cracker kah yang paling bertanggung jawab pada kejahatan dunia cyber ?
White dan Black Hat ?
Hacker adalah frasa yang paling kerap kita jumpai dalam kata sehari-hari yang melakonkan otak dari pelaku kejahatan dunia Cyber atau biasa di sebut dengan pelaku kejahatan dunia maya Cyber crime seperti kejahatan pada Internet, pembobolan ATM dan segala hal yang berkaitan dengan Teknologi Informasi. Istilah Hacker tentu saja mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitas untuk penguasaan sistem yang diatas rata-rata kebanyakan pengguna. Tetapi pertanyaanya apakah memang benar segala kejahatan yang berbau dengan Dunia IT dilakonkan sepenuhnya oleh Hacker ??
Di masyarakat umum, istilahHacker ini banyak tersalah gunakan atau rancu dengan istilah Cracker, khususnya ketika pembahasan yang mengarah kepada kejahatan. Padahal, karakter Hacker itu pada umumnya terbagi atas dua yaitu Black Or White hat. ParaHacker-hacker juga melewati beberapa tahapan-tahapan .Tahapan ini disebut tahap dimana jati diri seorang pecinta dunia IT akan menjurus kemana ia akan berdomisili. Apakah ia akan menjadi seorangHacker jahat atau biasa yang disebut dengan Black hat (cracker), dimana ia selalu melakukan terobosan-terobosan yang sangat licik untuk mendapatkan apa yang di inginkannya ataukah ia akan menjadi White hat atau seorang Hacker yang sangat mengagumi Dunia IT atau dunia underground tanpa adanya kesimpang siuran atau penyalah gunaaan kemampuannya untuk melakukan kejahatan.
White hat dan Black hat (Cracker) adalah dua Hal yang sangat berbeda. Apabila Black Hat menciptakan Virus maka White Hat akan menciptakan protect-nya. Begitulah aktifitas dunia IT dengan banyaknya tingkatan-tingkatan yang kita temui dalam dunia Underground. Namun, sebenarnya sulit untuk mengatakan tingkatan akhir atau finansial dari seorangHacker telah tercapai, karena selalu saja ada sesuatu yang baru untuk dipelajari atau ditemukan. Dunia IT akan terus berkembang dengan pesat, maka seorang Hacker pada umumnya sulit untuk dikatakan sebagaiHacker tingkat tinggi (The master Hacker).
Coba lihat apa yang dikatakan Gilbert Alaverdian , lazimnya masyarakat menganggap Hacker adalah orang yang jahat dan suka merusak. Padahal arti sebetulnyaHacker adalah tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Stereotype ABG 15 tahun, yang duduk di belakang komputer berjam-jam, masuk ke sistem dan men-delete atau menghancurkan apa saja yang bisa mereka hancurkan maka “anak” ini dikenal sebagai cracker bukan sebagaiHacker. Maka dengan jelas kita dapat mengkatagorikan pembobol ATM yang sekarang sedang hangat dibicarakan sebagai Cracker. Tentu saja kejahatan mereka tidak pada ATM, justru lebih dasyat dari itu karena mereka mematikan situs web, menghapus data dan membuat kekacauan di dunia maya.
Sebenarnya, banyak sekali tingkatan-tingkatan Hacker dalam dunia IT. Elite misalnya, mereka yang mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara global. Sanggup melakukan pemrogramman setiap harinya. Mereka biasanya effisien & trampil menggunakan pengetahuannya dengan tepat. Mereka seperti siluman yang dapat memasuki sistem tanpa di ketahui sang pemilik komputer (Admin) walaupun mereka tidak akan menghancurkan data-data. Karena mereka selalu mengikuti peraturan yang ada.
Lalu Semi Elite pada sisi lain, dimana hacker ini biasanya lebih muda daripada Elite. Mereka juga mempunyai kemampuan & pengetahuan luas tentang computer. Biasanya dilengkapi dengan sejumlah kecil program atau software cukup untuk mengubah program eksploit. Banyak serangan yang dipublikasi dilakukan oleh Hacker kaliber ini, sialnya oleh para Elite mereka acap kali di kategorikan sebagai Lamer. Developed Kiddie: Sebutan ini di sebabkan karena umur kelompok ini masih muda (ABG) & masih sekolah. Mereka membaca tentang metoda hacking & caranya di berbagai kesempatan. Mereka mencoba berbagai sistem sampai akhirnya berhasil & memproklamirkan kemenangan ke lainnya. Script Kiddie Seperti developed kiddie, Script Kiddie biasanya melakukan aktifitas di atas. Seperti juga Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal
Umumnya jiwa paraHacker yang dominan ke dalam tingkatan Cracker suka memamerkan kemampuannya dalam system Hacking. Seorang Cracker mengungkapkan “sekuat apapun anda memperketat system keamanan Program anda pasti ada saja lubang atau celah yang dapat dimasuki walaupun lubang itu sekecil jarum. Maka celah inilah yang dimanfaatkan oleh mereka, Kasus hack sangat banyak terjadi terutama di jejaring Sosial yang terkenal saat ini Facebook dan Twitter. Tentu hal itu dapat ditanggulangi dengan tutorial yang tersedia di internet yang diciptakan oleh White hat.
Begitulah kehidupan yang terjadi di dunia Underground yang mana mereka dapat saling menghancurkan dan saling mempertahankan sama halnya seperti hukum rimba “siapa yang kuat maka ia yang bertahan”. Jadi, criminal-kriminal yang terjadi di dunia cyber tidak dapat sepenuhnya di tujukan kepada mereka-mereka pecinta dunia IT(hacker).
Pembobolan ATM
Kinerja alat ini bisa dibilang kejahatan tingkat tinggi yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui seluk beluk dunia IT. Kartu kredit atau ATM mempunyai sensorik yang terbuat dari magnetic dan para Cyber crime memanfaatkan hal itu dengan menciptakan alat yang di sebut ATM Skimmer. Alat inilah yang menduplikasikan kartu ATM korban dengan kartu kosong tetapi sensorik yang terdapat pada ATM Korban sama dengan duplikat yang dibuat oleh orang-orang Cyber Crime. Perlu diingat bahwa jika hanya dengan alat itu saja para Cyber Crime tentu tidak dapat melakukan akses pembobolan ATM mereka masih harus mengetahui nomor PIN yang terdapat pada kartu , untuk mereka menciptakan Kamera Mini yang kerap disebut dengan SPY CAM….
Tidak hanya itu saja masih ada cara yang lebih ampuh bagi seorang black Hat untuk meraup keuntungan dari nasabah Bank yaitu carding. Tahukah anda bahwa carding adalah modus pencurian kartu kredit korban tanpa jejak atau siluman hmmm… bagaimana bisa?? Itulah pokok persoalannya, dimana IT tidak hanya bisa mecipta dofware tetapi IT juga sekaligus dapat sebagai perusak. Dan, cukup dengan software dan tutorial yang tersedia di Internet Black Hat dapat melakukan Carding dan… tersedotlah deposit korban tanpa diketahui atau sama halnya dengan kinerja system ATM Skimmer.
Mungkin saja karena keasyikan para cyber, atau mungkin juga karena memang mereka senga menciptakan modus jehatan baru dengan alat-alat IT , mereka sepertinya tidak memperdulikan Undang-Undang IT yang baru saja dikeluarkan pemerintah. Ataukah memang para cyber mengetahui hukuman apa yang akan mereka terima tetapi pada saat yang sama mereka juga memahami bahwa sering Undang-Undang lahir tetapi langsung tumpul di tingkat implementasi ?. Bukankah masih segar dalam ingatan kita kasus Prita yang juga berpangkal dari persoalan IT ? kenapa Prita terjerat oleh penegak hukum ? apakah disebabkan oleh desakan pihak korban ataukah karena kepatutan terhadap implemntasi Undang undang IT ?
Patut kita bertanya, mengapa para polisi hanya mampu menangkap Prita yang padahal jelas tidak terlalu merugikan, tetapi mengapa mereka tidak mempunyai cukup kemampuan untuk menangkap Black Hat dan para pelaku Cyber Crime yang jelas-jelas sangat merugikan. Menarik juga kita simak perkataan Seorang remaja dari Negara India “Apabila anda tidak ingin di kerjai oleh seorang Hacker maka anda perlu mempunyai otak seperi seorangHacker”. Lalu, apa yang dapat diperbuat oleh penegak hukumi ?? Ataukah karena polisi IT di Negara Indonesia sangat minim bahkan bisa dikatakan tidak ada ?. Tetapi menurut hemat saya perlu ada konsekwensi yang jelas bahwa kejahatan dunia Cyber bukan sepenuhnya dilakukan oleh Hacker melainkan oknum-oknum yang menyalah gunakan kemampuannya seperti black Hat, Carder, Cracker dkk
Penutup
Di Negara-negara Maju, White Hat sangat dihargai tetapi di Negara kita mereka bahkan dikucilkan karena strata mereka sama yaitu Hacker. Tapi itu adalah pemikiran yang teramat salah mengapa mereka disamakan antara White dan Black hat. Jika Negara ingin aman dari serangan Cyber Crime maka hal yang harus dilakukan adalah Kerja sama yang sangat signifikan harus tercipta antara polisi dengan White hat .
diambil dari: knowledge club di facebook
http://www.facebook.com/group.php?gid=121600639655&v=app_2373072738
Kamis, 06 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar